Hanya dalam Kristus (In Christ Alone)
( Ev. Ibrani 9: 24 – 28; Ep. 1 Rajaraja 17 : 8 – 16 )
Sulit untuk mengungkapkan identitas penulis Surat Ibrani, demikian juga dengan alamat surat tersebut, namun tujuannya sangat jelas. Penulis Surat Ibrani menulis dan mengirimkan suratnya untuk menguatkan iman orang-orang percaya pada saat itu (sekitar tahun 60 – 70 M). Walaupun mereka telah menerima Yesus dan percaya, namun mereka mengalami kemunduran secara rohani. Mereka harus lebih hati-hati untuk menerima dan percaya tentang ajaran keselamatan, supaya mereka tidak hanyut dibawa arus ajaran yang tidak benar atau sesat. Penulis Surat Ibrani menyatakan bahwa hanya di dalam Yesus lah orang percaya menerima keselamatan.
Penganiayaan terhadap orang-orang percaya menjadi alasan utama terhadap kemunduran iman mereka. Rupanya banyak godaan supaya orang-orang percaya meninggalkan iman mereka. Tetapi apapun yang terjadi, penulis Surat Ibrani mengatakan bahwa mereka mempunyai Imam yang agung, pembela yang sempurna, yang melebihi segalanya sehingga tidak baik dan benar jika akhirnya tergoda dan kembali pada kehidupan yang lama.
Pada pasal 9 : 24 – 28, kembali penulis mengingatkan untuk tidak meninggalkan Kritus dalam segala keutamaan dan kesempurnaanNya dengan alasan apapun juga. Apakah yang dimaksud dengan keutamaan dan kesempurnaan Kristus? Keutamaan dan kesempurnaan itu ialah tak kala Ia menyerahkan diriNya sendiri untuk menyelamatkan manusia dari hukuman kekal karena dosa. Kesempurnaan itu juga ialah tak kala Ia melakukannya sekali untuk selama-lamanya. Keutamaan yang disebutkan penulis juga tentang bagaimana Ia telah bangkit dan mengalahkan kematian. Kematian tidak berkuasa akan Dia karena dengan tulus Ia telah memberikan diriNya sebagai korban penebusan dan pendamaian antara manusia berdosa denga Tuhan Allah. Maka pada hari yang ke tiga Ia bangkit dari antara orang mati dan naik ke sorga, menuju hadirat Tuhan Allah guna kepentingan kita (baca: pengakuan iman rasuli pasal 2). Semuanya ini Ia lakukan, yaitu mati, bangkit atau mempersembahkan diriNya adalah sekali untuk selama-lamanya. Sekali untuk selama-lamanya artinya adalah kesempurnaan, tiada cacat dan bercela.
Pertanyaan Yesus kepada murid-muridNya “tetapi katamu, siapakah Aku ini” adalah pertanyaan yang juga ditujukan kepada semua orang, pada segala masa. Pada saat inipun ada banyak orang, baik di luar maupun didalam agama Kristen yang hanya menerima Yesus sebagai seorang nabi atau sebagai seorang guru yang baik. Yang benar adalah, kita harus sunguh-sungguh percaya bahwa Yesus adalah Allah dan olehNya kita diselamatkan. Pengetahuan dan pengenalan kita akan Yesus Kristus belum cukup kalau hanya dalam pikiran kita saja, tetapi harus merupakan satu pertobatan yang sungguh-sungguh, sehingga kita yakin bahwa dosa kita telah diampuni sekali untuk selamanya. Iman kita pada saat ini mengahadapi banyak persoalan dan tantangan, tetapi mari kita hadapi dengan percaya kepada Yesus Kristus yang selalu hadir untuk menolong dan menyelamatkan kita. Ia bukan saja melihat setiap penderitaan dan pergumulan kita, tetapi Ia adalah yang turut merasakan segala sesuatu yang kita alami. Dan oleh kasihNya, Ia akan menuntun dan menolong kita. Dengan demikian atas alasan apakah kita pantas/layak untuk meninggalkan Dia? TIDAK ADA. Amin. (Pdt. Erwin Rambe)